Selasa, 21 Oktober 2014

TEKNOLOGI PERTANIAN DI NEGARA MAJU
Berikut ini adalah 4 negara dengan pertanian terbaik beserta ulasannya.


1. Jepang


Siapa yang tidak mengenal Jepang. Negara yang dijuluki Negara Seribu Sakura yang menawan ini ternyata memiliki pertanian yang terbaik. Sebagai negara dengan budaya teknologi yang tinggi, Jepang menerapkan juga teknologi untuk bidang pertaniannya.


Pertanian di negara ini sangat diatur secara detail, dikerjakan secara serius, mengutamakan teknologi namun tetap ramah lingkungan. Dengan keunikan pengelolaannya itu, Badan Pertaniannya

Di Jepang sendiri, hampir seluruh rakyatnya juga mengkonsumsi nasi seperti masyarakat Indonesia. Namun sayangnya, kini produk nasi mulai digantikan kehadiran roti.
Mesin Penanam dan Pemanen Padi Otomatis, Syarat Swasembada Pangan

   

Penanam Padi Otomatis (Rice transplanter) adalah mesin modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman yang serentak. Mesin ini sudah banyak di gunakan di beberapa negara. seperti China dan Taiwan. Cara pakai alat ini sangat gampang. Bibitkan gabah dalam petakan sawah seluas 20×80 cm. Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut ditaruh di atas mesin rice transplater.Selanjutnya, mesin siap beroperasi. Dalam sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30 cm. Hanya dalam waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis ditanam.Berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian membuat petani harus lebih efisien dalam bertani dengan modernisasi alat-lat pertanian dan teknologi pertanian.
Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
Mesin tanam bibit padi dari Jepang
Mesin tanam bibi padi dari China
Mesin tanam bibit padi dari IRRI
1. Jenis mesin tanam bibit padi
Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya.

Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cuckup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. 

Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil.

Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri. Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa produksi China adalah tipe manual. Semua jenis mesin produksi Jepang dan beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga sendiri. Mesin yang digerakkan oleh traktor, sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini sudah jarang dipergunakan.

Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung (Gambar 1).
 Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual.

Melon Termahal di Dunia Laku Rp284 Juta ada di jepang

 

Setelah dilelang di pasar pedagang besar pagi tadi di Sapporo, Hokkaido, sepasang melon Yubari, yang termahal di dunia, laku seharga 2,5 juta yen atau setara dengan Rp284 juta.
Lelang pertama dari melon Yubari diadakan di Sapporo Central Wholesale Market Jumat (23/5/2014) pukul 07.00 waktu setempat.
Melon terbaik di dunia ini, dengan sinar matahari dan cuaca terbaik di Hokkaido itu akhirnya dibeli seharga 2,5 juta yen per satu kotak karton berisi dua melon.

2. Belanda

 
Produk andalannya adalah benih dan bunga. Sektor pertanian merupakan pendorong utama ekonomi di Belanda dengan menyumbang 20% pendapatan nasionalnya.
Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset. Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu pusat riset pertanian yang terkenal disana adalah universitas Wageningen.

Seperti yang telah di kutip pada sebuah situs bahwa negara Belanda dengan luas hanya 41.526km persegi mampu menjadi yang lebih unggul bila dibandingkan dengan negara kita yang luasnya 1.919.440km persegi. dan perlu kita garis bawahi bahwa nyaris seluruh wilayah di Belanda ada di bawah permukaan laut.


“Inovasi tiada henti dan kreativitas tanpa batas”
Kedua hal tersebut yang membawa negara Belanda selalu menjadi yang terbaik. Kemajuan sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus pada optimalisasi keuntungan namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan keramahan lingkungan.
Pemerintah Belanda membentuk Mentri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi yang difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang memadukan inovasi di dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang kuat dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.
Salah satu kreativitas negara Belanda adalah menciptakan atau memanipulasi iklim



Nimbus II 2012, awan didalam kamar

Berkat Industri kreatif, perekonomian Belanda meningkat sebesar 3% dari GDP yaitu 16,9 Milyar Euro. Jadi industri kreatif mampu meningkatkan potensi perekonomian suatu negara, termasuk Belanda.

Tetapi, apakah cakupan industri kreatif hanya dibidang tersebut? Tentu saja tidak. Adalah pertanian, sektor penting di dunia, tanpa pertanian apakah kita akan bertahan hidup? Semua makanan dan minuman yang kita konsumsi berasal dari produk pertanian. Maka dapat dikatakan bahwa “Agriculture feed the world”. Lalu bagaimana kondisi pertanian di Belanda?

Luas wilayah Belanda hanya 41.526 km2, Belanda mempunyai potensi alam yang cukup baik untuk pertanian, Belanda mampu mengeksplorasi potensi tersebut dengan baik. Walaupun lahannya tidak luas, Belanda mampu menjadi negara yang dapat mencukupi kebutuhan pangan di negaranya tanpa mengimpor bahkan menjadi negara pengekspor pertanian. Hal tersebut dapat terjadi karena Belanda mampu mengoptimalkan keterbatasan menjadi kekuatan dan juga didukung dengan daya kreatifitas dan berpikir out of the box.

 Pertanian di Belanda sangat terintegrasi dan penuh dengan teknologi modern. Penggunaan teknik rumah kaca, memanipulasi iklim dalam ruangan serta teknologi robotik dan komputerisasi sudah menjadi hal yang lazim. Ketika musim panas, Belanda menerapkan mekanisme solar cell dirumah kaca yang berfungsi memanen energi panas dan disimpan di tandon dan sungai – sungai bawah tanah sehingga dapat menaikkan suhu air. Maka ketika musim dingin tiba, tidak perlu khawatir, karena mesin – mesin blower memanen simpanan energi bawah tanah dan mensirkulasi udara untuk memanipulasi iklim dalam ruangan, sehingga pertanian tetap berjalan. How cool the Dutch are!

Salah satu produk pertanian olahan kakao Belanda adalah Cokelat Van Houten. Berkat ke-kreatifitasan dalam pengemasan dan teknologi modern, sehingga menjadi cokelat yang terkenal di dunia.

Belanda juga terkenal dengan sektor pertanian non-pangan dan merupakan salah satu komponen penyumbang devisa, yaitu bunga Tulip. Peneliti dan ahli mampu membiakkan berbagai jenis bunga tulip, sangat kreatif dan inovatif. Seperti halnya di kebun tulip terbesar di Belanda, yakni Keukenhof (The Garden of Europe). Setiap musim semi, terdapat 7 juta bunga tulip dibiakkan disana.


Kebun bunga tulip di depan Keukenhof

Industri pertanian menyumbang 20% terhadap ekonomi Belanda. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia memiliki luas wilayah dan potensi alam yang jauh lebih besar dari Belanda, perlu di eksplor lebih baik agar Indonesia bisa menjadi negara yang maju dalam sektor pertanian.

Setelah saya membaca berbagai literatur mengenai perkembangan pertanian di Belanda, saya yang kini masih menuntut ilmu di bidang pertanian, ingin sekali menginjakkan kaki di Belanda. Ingin melihat betapa canggih dan kreatifnya pertanian disana, ingin menimba ilmu dan menerapkannya di Indonesia agar pertanian di negara kita pun bisa seperti di Belanda atau bahkan jauh lebih baik.
Meskipun letak geografis Belanda tidak menguntungkan namun hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi penduduknya untuk terus berinovasi. Berkat inovasi yang terus-menerus dan berkelanjutan inilah sektor pertanian Belanda menjadi patut diperhitungkan oleh negara-negara pesaingnya yang memiliki predikat basis pertanian. Padahal gelar negara agraris dan hortikultura itu sendiri tak pernah tersemat pada Belanda. Namun dengan risetnya yang begitu unggul dan memiliki teknologi tinggi, Belanda mampu menyulap wilayah-wilayah pinggir laut yang tadinya adalah laut kemudian dimanfaatkan menjadi kondisi saluran air yang luas, jaringan bendungan, dan tanggul irigasi. Hal tersebut tentu saja memudahkan sistem irigasi sehingga lahan pertanian menjadi subur. Dampak yang signifikan pun dapat langsung terasa ketika sektor pertanian terbukti mampu menyumbang 20% terhadap Pendapatan Nasional Belanda(PNB).

3. Amerika Serikat
 


Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi  harga di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien.

Cara AS memajukan pertanian

Kemajuan pertanian dengan menerapkan perkembangan teknologi dan inovasi terkini, membuat Amerika Serikat menjadi negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia. Dukungan pemerintah dan kalangan universitas menjadikan petani di sana makmur.

Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, hingga ke tembakau dan biji-bijian.

Hasil tani utama para petani AS, antara lain gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Komoditas ini sebagian besar dieks-por ke sejumlah negara. Indonesia, antara lain mengimpor kacang kedelai, gandum, kapas, produk olahan susu, dan pakan ternak. Sungguh sebuah ironi. Ya...., berbagai tanaman ini semestinya dapat dihasilkan di tanah Indonesia yang subur.

Kalau kita menoleh sejenak ke belakang, sejarah mencatat bahwa sebelum orang-orang Eropa datang ke benua Amerika, penduduk asli Amerika, suku Indian telah menanam jagung. Jadi, umur perkebunan jagung di AS telah ribuan tahun. Nah.. waktu orang-orang Eropa dari berbagai negara mulai berdatangan, pertanian semakin meluas di sana.

Teknologi pertanian AS semakin maju lagi sejak abad ke-19, saat banyak mesin dan teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi ini sampai ke AS, tetapi tidak membuat mereka  meninggalkan pertanian. Justru pertanian di sana semakin berkembang. Mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga digunakan untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian.

Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, agar hasil buahnya lebih bagus dari tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Kemajuan teknologi membuat pertanian semakin maju. Buktinya, lahan pertanian pun makin luas. Kebanyakan lahan pertanian di AS ditanami, antara lain jagung dan gandum. Tanah pertanian utama digunakan untuk menghasilkan makanan serat-seratan.

Bahkan komoditas yang dulunya tidak ada di sana, sekarang ini sudah banyak juga. Salah satunya adalah kedelai, yang baru diperkenalkan di AS pada tahun 1950-an, kini menjadi salah satu pengekspor kedelai terbanyak. Dan, salah satu importir kedelai dari AS adalah Indonesia.
“Inovasi tiada henti dan kreativitas tanpa batas”

Kedua hal tersebut yang membawa negara Belanda selalu menjadi yang terbaik. Kemajuan sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus pada optimalisasi keuntungan namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan keramahan lingkungan. Pemerintah Belanda membentuk Mentri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi yang difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang memadukan inovasi di dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang kuat dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.

 “Agriculture is our wisest pursuit, because it will in the end contribute most to real wealth, good morals, and happiness.”
(Letter from Thomas Jefferson to George Washington (1787))

Pada tahun 2010, di Belanda terdapat 10.000 Ha greenhouse dan separuhnya digunakan untuk menanam sayuran. Tomat, paprika dan mentimun merupakan hasil utama dari greenhouse ini. Greenhouse di Belanda dilengkapi teknologi yang canggih dan mengefisienkan waktu kerja.



Contohnya, greenhouse yang memproduksi honing tomaten sejenis tomat ceri dengan warna merah cerah, tekstur daging buah yang renyah dan cita rasa manis seperti madu.

Greenhouse honing tomaten ini bisa dikatakan unik karena melibatkan lebah madu sebagai predator alami dan membantu dalam penyerbukan bunga tomat. Penggunaan lampu ultraviolet pada musim salju menggantikan paparan sinar matahari agar tanaman tetap dapat berfotosintesis sehingga kegiatan produksi tomat tidak terhenti.

Desain kreatif pada kemasan makin mempercantik dan memberi kesan eksklusif tomat-tomat ini. Pemikiran kreatif yang membuat tomat tidak dipandang hanya sebagai sayur atau buah saja, namun mampu memberi kesan yang indah, eksklusif bahkan menarik untuk dijadikan cenderamata. Berikut kemasan honing tomaten yang begitu menarik dan telah mengisi rak-rak supermarket di Eropa.



Belanda adalah contoh menjadi negeri agraris yang produktif, inovatif, kreatif, berskala dunia namun tetap menomorsatukan konsep ramah lingkungan, penggunaan teknologi berkelanjutan, efisiensi energi dan berorientasi pada kepuasan konsumen. Indonesia bisa belajar dari Negri Belanda, untuk menjadi negara agraris yang sebenarnya.

Kemajuan pertanian dengan menerapkan perkembangan teknologi dan inovasi terkini, membuat Amerika Serikat menjadi negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia. Dukungan pemerintah dan kalangan universitas menjadikan petani di sana makmur.
4. Taiwan
   

Hasil ekspor produk pertanian di negara ini adalah USD 11,8 miliar atau 1,5% pendapatan nasionalnya. Seperti juga di negara dengan pertanian lainnya, separuh pengerjaan dilakukan dengan teknologi canggih. Contohnya dalam penanaman padi, mereka menerapkan sistem yang sangat berbeda dengan Indonesia.

Bila di Indonesia bibit padi di semai pada satu hamparan sebelum dipindah pada lahan sawah, di Taiwan bibit padi dimasukan suatu wadah pot segi empat dengan ketinggian 2 cm, saat tanam menggunakan mesin dengan kecepatan 3 jam/ha. Cara ini dapat menghemat waktu, tenaga, biaya serta menghasilkan pertumbuhan padi lebih baik, karena pada saat tanam tidak perlu mencabut bibit dari persemaiaan yang akan membuat tanaman stress dan memerlukan waktu untuk adaptasi.




Mengintip Pertanian Modern Taiwan
Hamparan sawah seluas satu hektar, hanya  memerlukan waktu tiga jam dalam menanam padi, jika menggunakan mesin tanam padi seperti yang ada di Taiwan.

Dengan pola tanam tersebut tentu dapat menghemat tenaga kerja, waktu serta yang menggiurkan adalah hasil panen yang memuaskan.Per hektar mampu menghasilkan 12 ton gabah.

Sistem pertanian modern di Taiwan, agaknya menjadi daya tarik bagi Kepala KDEI Taipei.Sehingga walau harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam antara Taipei Changhua, bapak dua putra ini tetap semangat mengikuti arahan dari konsultan teknik Chang Kuo-An saat mengunjungi para petani Taiwan beberapa waktu lalu.
Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan system ini, akan memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen petani akan merasakan jika dengan system ini akan lebih menguntungkan.

Keunggulan teknologi pertanian  Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung dengan mesin yang seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT Mr. Chan jika mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu  bibit yang di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit sekitar 3000 dapot per jam.

Suhartono dalam kunjungannya juga sempat menjalankan mesin tanam padi.Menurutnya mesinnya mudah dijalankan, dan jika petani Indonesia menggunakan mesin ini, diharapkan Indonesia bakal menjadi negara surplus akan pangan. Mengingat lahan di Indonesia masih cukup luas sementara tak di manfaatkan dengan baik.” Jika saja Indonesia mengadopsi sistem pertanian seperti ini, mungkin cerita soal import beras tak ada ceritanya lagi.
Terutama bagi petani, yang bakal merasakan manfaatnya karena panen bisa tiga kali dalam setahun karena pendeknya waktu.Selain itu tenaga kerja muda, yang mungkin malu bekerja di sawah dan memilih ke luar negeri juga akan berkurang. Karena dengan menggunakan system pertanian modern hasil yang di dapatkan akan memuaskan.maka kenapa mesti keluar negeri?’ ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Chang Kuo-An, jika sudah saat Indonesia menggunakan tehnologi modern dalam pertaniannya, karena jika tidak bakal ketinggalan dengan petani-petani dari negara lain. Yang karena ketertinggalan tersebut akhirnya sangat tak masuk akal, jika negara agraris sampai mengimport beras untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya.


5. Selandia Baru

Kesuksesan Selandia Baru sebagai Negara Petani dan Peternak semata-mata karena kesadaran masyarakat untuk mencintai potensi yang dimilikinya, serta didukung oleh kemudahan perizinan usaha yang menempati urutan ke-2 dari 195 negara sedunia.
Negara subtropis yang memiliki kesan segar dan indah ini mempunyai kondisi geografis yang mirip dengan Indonesia. Selandia Baru, dikenal dengan nama New Zealand di mancanegara, memiliki hamparan lahan berbukit dan landai. Negara ini merupakan contoh nyata salah satu negara yang berhasil memajukan kehidupan petani dan peternak, serta sukses mengolah berbagai industri yang berkaitan dengan pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan.
Selandia Baru memiliki luas wilayah kedaulatan seluas 268,680 km2,memiliki jumlah populasi 4.430.400 jiwa. Negara ini terbagi menjadi dua pulau yaitu Utara dan Selatan dengan bentuk permukaan yang menyerupai pulau Sulawesi dan Jawa. Selandia Baru merupakan negara maju dengan kontribusi hasil pertanian, perternakan dan perkebunan sebesar 4,8% dari total Produk Domestik Bruto per kapita (CIA World Factbook 2012). Jika diteliti lebih lanjut persentase tersebut terlihat kecil, namun yang mengagumkan, jika dilihat dari persentase komoditi ekspor, produk-produk hasil pertanian, perikanan, perkebunan merupakan kekuatan utama dalam mendatangkan devisa. Hampir 50% komoditas ekspor Selandia Baru berasal dari industri pertanian yang diekspor ke negara-negara tetangga seperti Australia, Amerika, China, Jepang dan Inggris.
Tabel 1. Perbandingan Antara Indonesia dan Selandia Baru (Wijaya, 2009)

Peternakan
Negara ini memiliki hampir 13.000 peternakan sapi, baik skala kecil milik perorangan hingga yang besar. Hampir sepertiga luas negara merupakan daerah peternakan. Tak heran ekspor produk susu menjadi salah satu pemasukan terbesar negara.
Metode peternakan untuk biri-biri, sapi potong maupun sapi perah tidak jauh berbeda dengan peternak sapi di Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu dengan cara penggembalaan di padang rumput yang dimiliki oleh peternak yang dikelilingi oleh kawat yang dialiri listrik tegangan rendah. Hasil utama industri peternakan Selandia Baru terdiri dari daging  berkualitas, bahan wol dari bulu domba, mentega, margarin, telur ayam, susu perah dan keju. Peternak di Selandia Baru hanya memiliki hari libur sebanyak 4 hari (Hari Raya Natal dan Paskah, Hari Buruh, dan Ulang Tahun Ratu Inggris) sehingga mereka bekerja hampir sepanjang tahun termasuk saat musim panas dan musim dingin.
Perkebunan
Zaitun, Apel, Anggur, dan Kiwi menjadi komoditas hortikultura yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Selandia Baru. Dengan memadukan potensi keindahan alamnya, petani perkebunan dan pemilik kebun menjadikan perkebunan mereka sebagai objek wisata. Banyak restoran yang menyajikan produk dengan bahan baku yang diambil langsung dari kebun mereka. Cara ini tentu saja menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.
Perikanan
Pemerintah Selandia Baru memiliki kebijakan yang ketat dalam sektor perikanan. Pemerintah menetapkan kuota terhadap hasil tangkapan nelayan lokal sebagai bentuk manajemen sumber daya kelautan, dan juga berbagai inspeksi dan karantina terhadap kapal asing yang beroperasi di perairan Selandia Baru untuk mencegah terjadinya penangkapan berlebihan terhadap hasil laut dan satwa flora dan fauna asing yang mungkin terbawa dan menjadi hama pengganggu ekosistem kelautan dan darat.
Perekonomian Selandia Baru
Perekonomian negara Selandia Baru bertumpu pada perdagangan hasil laut sejak abad ke-19. Pada awal tahun 1970-an Selandia Baru mengalami kemerosotan perekonomian yang sangat drastis, keadaan ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak yang berakibat pada berkurangnya permintaan dunia terhadap barang-barang primer Selandia Baru dan tersendatnya akses Selandia Baru ke dalam pasar Inggris setelah terbentuknya Uni Eropa.
Standar kehidupan di Selandia Baru mengalami kejatuhan menjadi di bawah Australia dan Eropa Barat, dan pada tahun 1982 Selandia Baru memiliki pendapatan per kapita yang paling rendah di antara negara-negara maju yang disurvey oleh Bank Dunia. Sejak tahun 1984, pemerintah-pemerintah penerus di Selandia Baru berurusan dengan restrukturisasi ekonomi makro (yang pada mulanya dikenal sebagai Rogernomics dan kemudian berubah menjadi Ruthanasia), secara cepat mengubah Selandia Baru dari ekonomi yang sangat proteksionis menjadi ekonomi pasar bebas.
SUMBER
http://www.tribunnews.com/internasional/2014/05/23/melon-termahal-di-dunia-laku-rp284-juta

0 komentar:

Posting Komentar

 
;